Senin, 10 April 2017

Kudus Membutuhkan Arkeolog


KUDUS – Upaya pelestarian benda purbakala di wilayah Kabupaten Kudus berjalan lamban. Kendala utamanya karena Pemkab Kudus belum memiliki tenaga arkeolog.
Kasi Sejarah dan Peninggalan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus, Sutiyono mengatakan, Kudus memiliki ikon peninggalan purbakala berupa fosil di situs Patiayam.

”Karena belum memiliki arkeolog, kami bergantung pada tenaga arkeolog BPSMP (Balai Pelestarian Situs Manusia Purba – Red) Sangiran.
Saat ini pun ada 12 orang dari BPSMP Sangiran yang melakukan penelitian di situs Patiayam,” katanya, kemarin. Dengan luas areal 2.000 hektare lebih, banyak fosil yang sering ditemukan masyarakat di situs Patiayam.
Upaya konservasinya pun kerap harus menunggu arkeolog dari Sangiran. ”Pemkab Kudus sudah menata Museum Patiayam yang kini sudah jadi dua lantai. Lantai atas akan dijadikan bengkel untuk penelitian, identifikasi, hingga konservasi fosil temuan.’’
Selain situs purbakala, pihaknya kini juga dipusingkan dengan terus berkurangnya bangunan cagar budaya, berupa rumah adat ataupun rumah bersejarah. Pasalnya, bangunan itu tercatat sebagai aset pribadi warga. Risiko penjualan atas aset tersebut sangat memungkinkan.
Pihaknya pernah mengusulkan anggaran untuk pembelian bangunan bersejarah, namun sejauh ini belum ada dukungan dari pengambil kebijakan penganggaran. ”Di Kudus tercatat ada 98 bangunan cagar budaya yang telah terdaftar di BPCB Jawa Tengah.
Hanya kami belum menginventarisasi kembali karena keterbatasan tenaga dan dukungan anggaran.’’ Anggota DPRD Kudus Muhtamat mendorong upaya pelestarian benda bersejarah ataupun purbakala terus dioptimalkan.
Jika kendalanya Kudus belum memiliki arkeolog, pemerintah daerah perlu mempertimbangkan untuk merekrut tenaga dengan keahlian khusus tersebut.
Saat masih menjabat Ketua Komisi B, Muhtamat sering mengingatkan Disbudpar untuk segera menyusun Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Rippda).
Dalam rencana induk itu akan diketahui bagaimana perencanaan pemkab untuk pengembangan potensi pariwisata, termasuk upaya pengembangan wisata di situs Patiayam.
”Kami terus mendorong Pemkab Kudus agar segera memiliki Rippda, agar dukungan penganggaran juga bisa lebih terarah.’’

Sumber : 
http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/kudus-membutuhkan-arkeolog/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar